Larutan protein dinetralkan dengan basa (NaOH), kemudian ditambahkan formalin yang akan membentuk dimethilol. Dengan terbentuknya dimethilol ini, berarti gugus asam aminonya sudah terikan dan tidak akan mempengaruhi reaksi antara asam (gugus karboksil) dengan basa NaOH sehingga akhir titrasi dapat diakhiri dengan tepat. Indikator yang digunakan adalah fenolftalein, titik akhir titrasi dapat tepat terjadi dengan perubahan warna menjadi merah muda yang tidak hilang selama 30 detik. Titrasi formol ini hanya tepat untuk menentukan suatu proses terjadinya pemecahan protein dan kurang tepat untuk penentuan protein.
Referensi :
Slamet Sudarmaji, Bambang Haryono, Suhardi. 2007. Analisa Bahan Makanan dan Pangan. Penerbit Liberty. Yogyakarta. Hal : 147-148.
saya mau tanya,
bagaimana prosedur analisa protein dengan metode formol?
terima kasih