Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan oleh Izmailoff dan Schraiber pada tahun 1938. KLT merupakan bentuk kromatografi planar, selain kromatografi kertas dan elektroforesis. Berbeda debgan kromatografi kolom yang mana fase diamnya diisikan atau dikemas di dalamnya, pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya berupa lapisan yang seragam (uniform) pada permukaan bidang datar yang didukung oleh lempeng kaca, pelat aluminium atau pelat plastik. Meskipun demikian, kromatografi planar ini dapat dikatakan sebagai bentuk terbuka dari kromatografi kolom. (1)

Kromatografi digunakan sebagai untuk memisahkan substansi campuran menjadi komponen-komponennya, misalnya senyawa Flavonoida dan isoflavonoida yang terdapat pada tahu, tempe, bubuk kedelai dan tauco serta Scoparia dulcis, Lindernia anagalis, dan Torenia violacea. Yang pada senyawa isoflavon memiliki banyak manfaat. Beberapa kelebihan senyawa isoflavon yang potensial bagi kesehatan manusia, di antaranya adalah sebagai antioksidan, antitumor / antikanker, antikolesterol, antivirus, antialergi, dan dapat mencegah osteoporosis. (2)

Fase gerak yang dikenal sebagai pelarut pengembang akan bergerak sepanjang fase diam karena pengaruh kapiler pada pengembangan secara menaik (ascending) atau karena pengaruh gravitasi pada pengembangan secara menurun (descending). (1)

Kromatografi lapis tipis dalam pelaksanaannya lebih mudah dan lebih murah dibandingkan dengan kromatografi kolom. Demikian juga peralatan yang digunakan. Dalam kromatografi lapis tipis, peralatan yang digunakan lebih sederhana dan dapat dikatakan hampir semua laboratorium dapat melaksanakan setiap saat secara cepat. (1)

Beberapa keuntungan dari kromatografi planar ini : (1)

  • Kromatografi lapis tipis banyak digunakan untuk tujuan analisis.
  • Identifikasi pemisahan komponen dapat dilakukan dengan pereaksi warna, fluorosensi atau dengan radiasi menggunakan sinar ultraviolet.
  • Dapat dilakukan elusi secara menaik (ascending), menurun (descending), atau dengan cara elusi 2 dimensi.
  • Ketepatan penentuan kadar akan lebih baik karena komponen yang akan ditentukan merupakan bercak yang tidak bergerak.

Referensi :

  1. Ibnu Gholib Gandjar. Abdul Rohman. 2007. Kimia Farmasi Analisis. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
  2. Kromatografi Lapis Tipis. 2009. http://greenhati.blogspot.com/2009/01/kromatografi-lapis-tipis.html . diakses 1 Oktober 2009.
  3. Roy J. Gritter, James M. Bobbit, Arthur E. S., 1991. Pengantar Kromatografi. Penerbit ITB. Bandung.
  4. Kromatografi Lapis Tipis. 2009. http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/instrumen_analisis/kromatografi1/kromatografi_lapis_tipis/ . Diakses 3 Oktober 2009.

Lebih lengkap, silahkan download (file dalam format Pdf) : TUGAS FITO_Kromatografi Lapis Tipis.Pdf

About rgmaisyah

Hidup sangat indah bila kita mau berbagi kebahagiaan kepada sesama...

Satu tanggapan »

  1. NurFa IcHa berkata:

    makasih yh…posting ini sangat bermanfaat bwd sy…sy doakan smoga ilmu yg bermanfaat ini menjadi pahala bwd anda…amin

  2. meylin andri berkata:

    Terima kasih ya,,posting ini sangat membantu tugas yg sy dpt,,

  3. muhammadcank berkata:

    kak….
    postingannnya sangat berguna…
    ttap smngat kakak isi blognya…

  4. andi berkata:

    asslkm…
    bermanfaat banget ni……bwat inget n blajar lg…..
    mkasi….n tambah trus infonya ya…..
    lam knal……

  5. ajengangi berkata:

    terima kasih infonya 🙂

  6. iska berkata:

    jazakillah khoir ya..
    aku ambil bahannya untuk bantu aku nulis laporan..

  7. salam kenal pecinta kimia semua,,,
    mau tanya nih,,,gimana sih biar blog kita di urutan atas pencarian?

  8. yunecha berkata:

    syukron katsir

  9. da'edha berkata:

    asalamualaikum…
    kakak makasih bahan2 fito…
    miss u kk

  10. rgmaisyah berkata:

    wa’alaykumussalaam warohmatullah….
    Semoga bermanfaat. Anak farmasi unhas ya?? Semangat!!!!

Tinggalkan komentar